Sabtu, 29 Juli 2017

Bunga Rindu

Teruntuk terik yang menyapa pagi
Embun sisa kemarin malam masih menggenapi
Kupu-kupu terbang hinggapi berbagai kembang
Serta diriku yang terasa sungguh menyenangkan

Teruntuk Maha Cinta yang slalu bicara
Atas syukur diriku karena dirinya
Yang kutemui setelah senja
Yang kutemui setenang aku di dalam bara
Api asmara yang paling nyaman
Membunuh sesal berupa kesal
Membangun bahtera berupa cinta

Sungguh,
Aku bersyukur atas terciptanya dirimu
Mengerti, memahami, menyayangiku
Lebihnya atas syukurku adalah dirimu
Menjadikan jingga jadi biru
Syukurku atas dirimu slalu menemaniku

Sungguh,
Kau selalu membuatku rindu
Seperti malam malam lalu
Yang kuisi dengan bintang terang
Kupandangi bulan yang semakin terang
Dan memang benar, kau slalu kurindu

Bee,
Tetaplah seperti ini
Seperti fajar membangunkanku
Seperti malam melelaplanku
Seperti pagi tersiram embun
Seperti senja semburat jingga

Untuk cintaku yang slalu kukasihi
Menyayangimu adalah terindah bagiku

Rabu, 26 Juli 2017

Masih Setelah Juni

Apa yang kuberikan
Apa yang menyakitkan
Dan kusakiti setelah Juni

Keterlaluan
Tanpa bawa harapan
Hanya sebuah pesakitan

Hujan
Seperti apa aku ini?
Memberi langit yang berimpit
Serta badai kuciptakan setelah Juni

Untuk apa dan harus apa
Jika setelah Juni
Semestinya
Aku mati

Setelah Juni,
Tanpa bawa harapan namun banyak kenangan menyakitkan
Apa aku ini?
Bukan penyesalan
Haruskah kematian?

Coba Saja Aku Mati

Menyesal harus bangun hari ini
Coba saja tidur selelapnya
Tanpa tahu kapan, siapa, apa dan bagaimana
Esok hari

Coba saja tidur setenangnya
Mungkin tak banyak kisah yang menyakiti
Atau tak banyak kisah yang tersakiti
Untuk apa bangun hari jni

Tanpa tahu karena siapa dan bagaimana caranya
Untuk tak bangun di esok hari
Hanya dengan tidur selama-lamanya
Tanpa esok hari

Maaf

Aku menulis
Lagi

Beberapa pesan dalam sunyi yang terlanjur perih
Goresan tentang emosi dan ekspresi
Untuk sebuah hati

Aku menulis
Lagi

Bait-bait puisi di dalam gelas penuh ironi
Menuangkan beberapa perasaan yang terlalu perih
Untuk sebuah hati

Aku melukis
Lagi

Beberapa ayunan ombak dari tengah lautan ini
Menerbangkan harapan dan mengundang pedih
Untuk sebuah hati

Aku menangis dalam peluh hujan menetes ramai-ramai
Aku mengikat rindu yang egois untuk melukai
Bahkan menundukkan kepala yang tlah lama jadi pribadi
Untuk sebuah hati

Melewati lembah dan pegunungan
Beberapa senja dan malam bergantian
Mentari berganti bulan dan bintang
Pasang laut atau surut laut bergantian
Melampaui jarak dan waktu sebegitu jauh

Kuharap ini hanya halusinasi
Yang terjadi pada pribadi yang frustasi

Kuharap ini tak pernah terjadi
Pada dirimu yang terlampau pedih sendiri

Dan aku benar-benar berharap
Menerima semua maaf ku dan terserah setelah itu

*barisan kata orang yang mati

Selasa, 18 Juli 2017

Setelah Juni

Hei kamu

Agustus September
Oktober lalu November dan Desember
Beranjak pada Januari ke Februari
Maret
April, Mei dan Juni
Lalu Juli

Sepertinya istimewa
Hari yang selalu datang setiap tahun
Bulan yang selalu datang setiap tahun
Tahun selalu bertambah pada usia

Begitu juga Bumi yang semakin tua
Atau langit yang tak tahu lagi berapa lama dia berada

Bukan tiga belas atau lima belas
Bukan empat belas atau tujuh belas
Bahkan aku tak lagi mampu menghitung
Berapa banyak detik, menit serta jam yang kau lewati

Sesungguhnya akan datang masa
Masa yang seperti ini selalu terulang berkali-kali
Antara senja di sela perbukitan
dan sinar jingganya menghiasi danau sejahtera

Pada Juli hari ini
Banyak sekali yang harus diucapkan
Atau cukup diam
Cukup diam di antara batas keheningan
dan memang seharusnya diam
pada doa yang dipanjatkan
pada sepi yang terlupakan
pada hati yang selalu terisi

Iya, kamu

Antara Maret dan September
dua kali sebelum Oktober
Bahkan sangat cepat itu Juli
yang indahnya mimpi tanpa harus menghakimi
bahwa senantiasa tertidur itu kenikmatan abadi
seakan beranjak dari sana itu terlalu sulit

Terpujilah pada masa
Mengagungkan cerita
Mengabaikan yang binasa
Mencurahkan rasa cinta

Semoga selalu tersirami dengan yang baik
Atau berjumpa pada hujan yang menarik
Hingga datang pada suatu masa
Antara aku dan dirimu menjadi senja yang mempesona

Rabu, 05 Juli 2017

Aku dan Masa

Ini terjadi pada suatu masa
Di mana ada hujan tanpa mendung
Di mana ada badai tanpa angin
Di mana ada terik tanpa panas
Semua terjadi begitu saja

Bukan lagi tentang hujan
Apalagi soal badai

Ini antara aku dan masa ku
Terjadi begitu prematur
Lebih awal dari yang terkira
Atau yang ku kira hanya sementara
Bukan terjadi saat ini, namun nanti

Tanpa peduli pada dirimu
Menuntut rindu selalu padamu
Meminta kasih tanpa tahu
Yang ku tahu,

Ini bukan masa ku
Aku pernah menjadi dirimu
Berselimut rumput teki dan beberapa padi
Dahulu, aku juga begitu
Seperti mu

Pantas saja aku harus membunuh
Setiap keegoisan ku yang tumbuh merindu
Pada bibir pantai
Menyemai ombak menyentuh hatiku
Dan seharusnya aku tahu ini sejak dulu

Apa yang menetes?
Embun pagi tak lagi hadir di sini
Dia hilang karena memuji diriku
Dalam senyap
Kesunyian