Selasa, 19 Desember 2017

Biarkan Saja Aku Begitu

Aku masih dan akan tetap menyayangimu
Meskipun kau tak lagi begitu
Aku masih dan akan tetap merindukanmu
Meski kau pun tak lagi begitu

Aku akan menunggu datangnya waktu
Biarkan saja begitu
Aku masih menjaga apa yang telah kita tinggalkan
Aku masih menanti bagaimana nanti
Aku masih menggenggam erat seluruh kenangan
Biarkan saja begitu

Tak usah cemas
Biarkan saja
Gausah peduli denganku
Biarkan begitu

Bersenang-senanglah dulu
Cari bagian mana dari setiap lelaki yang harus kau sadari
Nikmati saja dulu waktumu
Jangan hiraukan aku
Aku jadi lebih paham tentangmu kini
Aku jadi lebih mengerti tentangmu saat ini
Bila nanti kau paham tentang tulus dan sejati
Simpan saja dulu di hatimu
Jangan kembali
Biarkan saja dulu
Jangan datang padaku
Nanti aku yang menjemputmu
Pulang kepadaku
Jadi, simpanlah dulu
Biarkan meresap di hati terdalam padamu
Biarkan saja dulu
Aku akan tahu dan menyiapkan rumah kita
Lebih baik dari dulu

Aku masih tetap dan akan terus di sini

Sementara ini,
Aku takkan sampai hati bila menyentuhmu
Nikmati waktumu
Kau akan paham

Jumat, 08 Desember 2017

Bukan Aku yang Sekarang

Wahai langit yang menggugurkan hujan
Juga tanah yang menumbuhkan hutan
Tidakkah kau tahu tentang angin?
Yang memegang semua peran

Sepertinya suasana tak sependapat
Dengan pikiran yang terlintas sesaat
Bahkan dunia begitu penat
Akan tingkah laku penghuni yang sesat

Tidakkah kau tahu laut menyaut
Soal hidup pencari ikan yang ciut
Getirnya terdengar hingga puncak
Yang seorang pun wegah menanjak

Kini bumi tak lagi berdalih sepi
Banyak pri nya yang tak pro bumi
Hingga ramai sesak panas ganas
Dingin meramai, hangat yang penat

Soal hati juga banyak perdebatan
Awalnya hanya segaris lurus sama panjang
Sejajar
Kini berpotongan mempunyai sudut
Tak imbang

Aku bukan lagi titik temunya
Hanya saja, aku bukan bagian dari bentuk itu
Entah langit yang menggugurkan hujan
Tanah yang menumbuhkan hutan
Soal angin, laut, pelaut, bumi, pribumi
Persetan dengan semuanya

Kini hanya aku
Bukan bagian dari semuanya
Buangan
Menepi
Tak dihiraukan
Sendiri
Sepi

Sabtu, 02 Desember 2017

Kenapa Aku Kenapa Kamu

Kenapa kamu kenapa dia
Kenapa kita kenapa dirinya
Kenapa kalian kenapa engkau
Kenapa aku kenapa kamu

Kenapa hujan yang harus merindu
Kenapa pagi yang harus merayu
Kenapa senja yang harus mencinta
Kenapa malam yang selalu kelam

Kenapa hati kenapa mati
Kenapa pikir yang tak terukir
Kenapa rasa kenapa mata
Kenapa dengar yang tak beredar

Bagaimana aku dan kenapa kamu
Bagaimana kamu atau aku
Menciptakan cinta yang tak serupa
Berbeda dan saling terasa
Hampa satu sisi berseberangan
Duka yang lainnya bergandengan

Mungkinkah kamu hingga matinya aku
Mungkinkah sepi untuk sanubari
Berprasangka baik dengan sedikit terusik
Membesarkan ketegangan lalu mendongakkan pandangan
Biar kosong tetap garong
Biar rindu tetap merdu
Biar hujan tetap segan

Kenapa aku kenapa kamu
Kenapa dia dan mereka
Lalu kalian hingga kita
Yang saling merasa tak bertutur sapa
Soal hati yang berdiri sendiri
Tentang cinta yang menganga luka