Kau mengerti kan? Pagi ini banyak kubilang terlalu sayu. Seperti matamu yang dulu kulihat mendayu menjadikan abu. Berjalanlah dikau dari titik terjauh mataku, yang seakan membawa sekeranjang buah yang palsu. Alun indah sejengkal kakiknya. Tersenyum rona pancaran asmara. Tapi pagi ini sangatlah tiba-tiba. Mendatangkan bidadari hati yang sungguh ku tak siaga. Karena itu kau selalu melihatku malu. Tiap detik kau mengedipkan mata indahmu, seakan tak pernah mau berhenti sejenak untuk menatapku. Aku yakin, kau melihatku untuk mencari tahu. Diriku yang dulu...
Kamis, 29 Januari 2015
Rabu, 28 Januari 2015
Biarkan Hujan Memandangku Semu
Setiap sore yang kulihat hanya jingga
Yang larut mengikuti belati di ufuk barat
Mendayukan gema menggantikan angin
Yang mendekap erat memulai kesunyian
Aku melihat untaian padi di sela bibirmu
Sehingga terurailah rintik hujan kala itu
Awalnya manis memandangku berlalu
Cepat-cepat mereka berlari ke arahku
Setiap sore yang kulihat hanya air mata
Yang larut dalam derasnya hujan
Membasahi kertas kumal di mukanya
Yang tertata rapi seperti menutupi kepala
Awalnya dia memandangku manis
Kemudian dia tersenyum sinis
Bahkan setelahnya dia meringis
Hingga kubiarkan hujan memandangku
Semu...
Langganan:
Postingan (Atom)