Kamis, 06 Desember 2018

Begitu Juga Diriku

Entah kenapa
Ada beberapa hal yang kulakukan dengan bodoh

Mencintaimu,
Ini sungguh mustahil
Berbulan-bulan kujalani perjuangan ini sendiri
Berkali-kali kau jatuhkan aku dengan pernyataan itu
Bertubi-tubi hati ini merasakan luka saat denganmu
Jatuh begitu dalam
Sampai setiapnya, aku meraih lututku untuk tetap bangkit
Memegang kepalaku untuk tetap mendongakkannya
Menatap langit yang tinggi
Dan sadar, di atas langit masih ada beribu lapisan langit lagi

Bagaimana aku mencapai yang tertinggi?
Yang terpendek pun aku selalu menyerah

Namun kau meniupkan angin damai
Angin yang senantiasa mendorongku untuk tetap ke atas
Menggapaimu, meraihnya dari kekuatan terpenting
Mengatakan kepadamu bahwa cinta ini tulus
Bagaimana caraku untuk menyerah lagi?
Sedangkan kau sering mendorongku untuk naik

Senin, 17 September 2018

Detak

Lama tak memuat
Memuat juga tak lama pula

Lagi,
Tiap kata dari bait ini akan bernyawa
Bagi mereka yang senantiasa rela
Namun,...

Detik berdetak lalu gemuruh ombak
Konsisten tiap polanya
Tetesan air ke arah batu
Dia juga tetap sama

Kau pasti tahu
Bukan lagi kujelaskan
Kau pasti sudah tahu

Namun ada sebagian yang keras kepala
Selalu memilih tiap baitnya
Sendiri, tanpa hiraukan saran dan kritikan
Dia tahu bahwa
Setiap tetes air pada batu
Akan sama dengan detik berdetak
Lalu gemuruh ombak yang menggulung
Pelan, namun pasti
Membunuh
Menghancurkan
Setiap momennya

Jadi, rangkai saja bait baitmu sendiri
Berikan nyawa yang berharga
Bukan cepat rela dan terluka
Pangkas dan lakukan
Jerat lalu ikatkan

Jadikan bait baitmu memiliki nyawa
Sendiri

Selasa, 14 Agustus 2018

Penikmat Rindu, Penghancur Sendu

Tatap dalam dua bola mata
Memaksa hening tercipta dari suara
Disentuh dari himpitan peluh
Terbit pelangi di ujung jemu

Tercipta banyak suara
Yang tak kunjung diucap
Terpendam tak sampai telinga
Hingga senja mengecap

Hai bisu, dengarkan tingkah dan rayuku
Angan mimpimu, berucap untukku
Tenang saja, rindu di ujung
Temu akan beruntung

Selasa, 26 Juni 2018

Apa Aku Salah?

Sebenarnya...
Aku hanya ingin mengeja beberapa kata
Yang sedari dulu selalu membayangiku

Sebenarnya...
Aku hanya ingin memberi arti
Sebagai kasih yang suci
Sebagai rindu menyayangi

Apakah aku dan semesta keliru?
Apakah aku keliru bersamamu?
Apakah aku mencintaimu hanya semu?
Apakah itu?

Sebenarnya...
Aku hanya ingin bertanya
Beberapa kata yang mungkin akan diucap
Dengan bimbang banyak malu di depanmu
Tertunduk pilu ragu tuk berkata
Apakah salah jika aku lebih mencintaimu?
Apakah Tuhan marah jika aku lebih mencintaimu?
Apa semesta pun gerah jika aku lebih menyayangimu?
Apa benar begitu?
Entahlah

Yang benar-benar semu tlah jelas terlihat
Tegas memisahkan
Tajam menyatukan
Yang benar-benar nyata kemudian jadi buram
Seperti lensa kamera yang tak mau menajamkan tujuan
Merekam memaksa, namun tak nyata

Sebenarnya...
Aku hanya ingin bertanya
Apakah aku salah untuk lebih mencintaimu?

Senin, 18 Juni 2018

Jadi Memang Harus Tahu Tempatnya

Jangan salah paham,
Semuanya memang butuh kedewasaan
Jika semuanya terjadi saat ini, bukan saatnya untuk meminta lebih
Nah, dalam hal milik dan memiliki nanti waktunya akan tiba dengan indah
Semua yang terjadi saat ini butuh pemahaman lebih
Pemikiran dewasa dan bijak menyikapi

Urusan sayang, cinta dan perasaan
Saat ini seharusnya memang jangan berlebihan
Sungguh,
Semua yang berlebihan itu gak baik kan?
Saat ini jangan berkorban lebih banyak
Jangan mengharap lebih banyak
Jangan meminta lebih banyak

Kau harus sadar,
Bukan dirimu saja yang harus dipikirkan
Bukan dirimu saja yang harus diharapkan
Bukan dirimu saja yang harus dipenuhkan

Soal cinta, tanggung jawab, dan pekerjaan lain harusnya seimbang
Tahu kondisi, posisi, waktu yang tepat untuk melakukan beberapa hal itu
Secara profesional
Pada tempatnya

Jadi jangan terlalu berlebihan untuk mencampurkannya menjadi satu
Itu tidak akan sehat,
Itu tidak akan berhasil

Sebaiknya turuti saja logikamu
Berpikirlah panjang
Usia muda masih penuh cita-cita
Kisah asmara bolehlah terukir hanya sebatas semangat untuk mengukir cita
Kisah asmara bolehlah dijalani,
Seperti yang dikatakan
Jangan berlebih soal semua itu
Menyakitkan loh

Seperti nasehat lama

Minggu, 17 Juni 2018

Tentang Kasih yang Seharusnya Tak Pernah Lebih

Nak, ini soal perasaan yang susah untuk dimengerti
Terkadang mudah dan mengasikkan
Terkadang rumit dan menyulitkan

Jika kau telah menjaga sebuah hati
Jagalah sewajarnya,
Sewajarnya saja
Jangan berlebihan, toh apapun yang berlebihan itu gak baik kan?
Jangan pula berharap, berharap pada manusia itu hal yang paling menyakitkan
Ingat sajak lama kan?
Sewajarnya saja dalam hal ini
Menyayangi dan mencintai yang sewajarnya

Berpikir panjang itu perlu, namun jangan melibatkan perasaan sebuah harapan
Apalagi harapan yang sangat besar
Jangan selalu berkorban banyak untuknya,
Berpikirlah, apa memang benar kalian ini jodoh?
Sewajarnya saja lah yaaa
Jangan terlalu berlebihan
Tahu diri, tahu posisi, tahu kondisi, tahu jati diri

Paling penting adalah, jadilah pribadimu sendiri
Mencintai orang yang kau sayang seharusnya tidak mengubahmu jadi orang lain
Seharusnya tidak mengurangi apapun yang jadi komitmen, tanggung jawab ataupun pribadimu
Yang seharusnya kau tahu, membagi semuanya itu susah
Namun mudah, jika kau melakukannya dengan sederhana

Sungguh, apapun yang berlebihan itu menyakitkan
Cintai dia dengan sederhana
Tahu sajak Sapardi kan?
Aku ingin...

Kamis, 31 Mei 2018

Sajak Batu

Sejenak ingin menepi dari sunyi
Melangkah pergi lalu bernyanyi
Berdiri di tengah kerumunan
Lalu tak peduli hingga dalam keramaian

Sajak batu di seberang sungai
Tanpa rima
Mengalir berbait-bait

Dikatakan bahwa aku
Diam tuk mengenang
Bahwa akhir akhir ini banyak sekali untaian
Akan rindu yang belum selesai
Juga kasih yang telah tersemai

Bukan bulan dan sinarnya yang terang
Malam ini hanya matamu dan pantulan lampu pijar
Menerangi mataku tuk ke sekian kali
Menerangi jiwaku untuk berjuta kali
Pergi dan berganti

Hanya aku yang tahu
Tentang akar, dia mencengkram kuat di dasar
Tentang ranting, dahan dan daunnya lebat membelah angin
Tentang kamu, kasih dan rindumu membekas di ujung pintu

Usai saja dari sendiri yang sunyi
Melangkah pergi tuk kembali
Dalam kerumunan dan bernyanyi
Di tengah keramaian dan menari

Sajak batu